Search

Minggu, 05 April 2015

Mengenal lebih jauh Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta



Pada momen kali ini saya akan bercerita tentang perpustakaan yang pernah dikunjugi. Ada beberapa perpustakaan yang sudah saya kunjungi, yaitu perpustakaan Universitas Indonesia Jakarta, Perpustakaan Diponegoro Semarang, Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta. Nah kali ini aku akan bercerita tentang Perpustakaan Balai BahasaYogyakarta.
perpustakaan  Balai bahasa Yogyakarta terletak di Jalan I Dewa Nyoman Oka 34. Perpustakaan ini mempunyai visi yaitu sebagai pusat informasi kebahasaan dan kesastraan Indonsia dan Daerah. Kemudian misi yaitu menyediakan layanan koleksi kebahasaan dan kesastaraan yang lengkap dan dapat diakses secara online; sebagai sarana penunjang untuk kegiatan penelitian, pengembangan, dan pembinaan bahasa dan sastra; melestarikan koleksi. Perpustakaan Balai Bahasa ini menggunakan siatem tertutup, dimana pemustaka tidak diizinkan mengambil koleksi sendiri. Jadi pemustaka yang membutuhkan koleksi berupa buku langsung memberikan catatan kode koleksi dari katalog khusus, atau langsung bertanya kepada pustakawan. Koleksi tidak dapat dipinjamkan kepada pemustaka yang bukan pegawai Balai Bahasa, koleksi hanya bisa dibaca dtempat atau jika pemustaka sangat membutuhkannya perpustakaan menyediakan layanan fotokopi  dengan syarat fisik koleksi masih dalam kaeadaan baik, layanan fotokopi ini berlaku bagi koleksi manuskrip atau koleksi langka.
Pada dasarnya, perpustakaan yang  berdiri pada tahun 1948 ini bertujuan untuk melayani  para peniliti yang ingin meneliti koleksi-koleksi langka berupa manuskrip salah satunya. Koleksi Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta saat ini lebih kurang 20.000 koleksi. Di perpustakaan ini tidak hanya menyimpan koleksi manuskrip yang bertulisan jawa ,tapi juga ada beberapa manuskrip yang bertulisan Arab. Ada beberapa jenis layanan di perpustakaan ini, yaitu layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan penelusuran informasi, dan layanan fotokopi.
Ketika saya berkunjung kesana, saya menjumpai pustakawan yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, namun beliau melayani pemustaka dengan sangat ramah. Ibu Farminah, begitu ia sering di panggil. Dari raut wajahnya saya bisa mengenali bahwa ibu Farminah orang yang sangat baik, hal ini terbukti ketika beliau dengan senang hati melayani beberapa pengunjung yang terbilang cukup banyak dan banyak juga memberinya pertanyaan seputar Perpustakaan Balai Bahasa. Mulai dari sejarah berdirinya sampai mengenai beberapa peristiwa yang berkaitan dengan perjalanan perpustakaan ini. 

 Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta tampak dari depan

penulis memegang salah satu koleksi manuskrip

Pustakawan Balai Bahasa Yogyakarta

 
beberapa koleksi manuskrip asli