Pada momen kali ini saya akan bercerita
tentang perpustakaan yang pernah dikunjugi. Ada beberapa perpustakaan yang
sudah saya kunjungi, yaitu perpustakaan Universitas Indonesia Jakarta,
Perpustakaan Diponegoro Semarang, Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta. Nah
kali ini aku akan bercerita tentang Perpustakaan Balai BahasaYogyakarta.
perpustakaan Balai bahasa Yogyakarta terletak di Jalan I
Dewa Nyoman Oka 34. Perpustakaan ini mempunyai visi yaitu sebagai pusat
informasi kebahasaan dan kesastraan Indonsia dan Daerah. Kemudian misi yaitu
menyediakan layanan koleksi kebahasaan dan kesastaraan yang lengkap dan dapat
diakses secara online; sebagai sarana penunjang untuk kegiatan penelitian,
pengembangan, dan pembinaan bahasa dan sastra; melestarikan koleksi.
Perpustakaan Balai Bahasa ini menggunakan siatem tertutup, dimana pemustaka
tidak diizinkan mengambil koleksi sendiri. Jadi pemustaka yang membutuhkan koleksi
berupa buku langsung memberikan catatan kode koleksi dari katalog khusus, atau
langsung bertanya kepada pustakawan. Koleksi tidak dapat dipinjamkan kepada
pemustaka yang bukan pegawai Balai Bahasa, koleksi hanya bisa dibaca dtempat
atau jika pemustaka sangat membutuhkannya perpustakaan menyediakan layanan
fotokopi dengan syarat fisik koleksi
masih dalam kaeadaan baik, layanan fotokopi ini berlaku bagi koleksi manuskrip
atau koleksi langka.
Pada dasarnya, perpustakaan yang berdiri pada tahun 1948 ini bertujuan untuk
melayani para peniliti yang ingin
meneliti koleksi-koleksi langka berupa manuskrip salah satunya. Koleksi
Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta saat ini lebih kurang 20.000 koleksi. Di
perpustakaan ini tidak hanya menyimpan koleksi manuskrip yang bertulisan jawa
,tapi juga ada beberapa manuskrip yang bertulisan Arab. Ada beberapa jenis
layanan di perpustakaan ini, yaitu layanan sirkulasi, layanan referensi,
layanan penelusuran informasi, dan layanan fotokopi.
Ketika saya berkunjung kesana, saya
menjumpai pustakawan yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, namun beliau
melayani pemustaka dengan sangat ramah. Ibu Farminah, begitu ia sering di
panggil. Dari raut wajahnya saya bisa mengenali bahwa ibu Farminah orang yang
sangat baik, hal ini terbukti ketika beliau dengan senang hati melayani
beberapa pengunjung yang terbilang cukup banyak dan banyak juga memberinya
pertanyaan seputar Perpustakaan Balai Bahasa. Mulai dari sejarah berdirinya
sampai mengenai beberapa peristiwa yang berkaitan dengan perjalanan
perpustakaan ini.
Perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta tampak dari depan
penulis memegang salah satu koleksi manuskrip
Pustakawan Balai Bahasa Yogyakarta
beberapa koleksi manuskrip asli