Search

Selasa, 10 Februari 2015

tarianku



ME and DANCING
Menari bukan hanya sekedar memutar tangan, memindahkan kaki dari kanan ke kiri kemudian sebaliknya atau bahkan tak hanya sekedar melenggokkan pinggul kesana kemari. Menari itu merupakan keajaiban luar biasa dimana seseorang mampu mengungkapkaan perasaan, menyampaikan pesan tersirat, bahkan mampu berkomunikasi dengan para penikmatnya. Keajaiban ini seolah-olah datang beriringan dengan muculnya cabang bayi di dalam perut seorang perempuan luar biasa yang telah melahirkan saya.  
Sesuai dengan nama yang diberikan kepada saya, RADHA. Para pecinta film India mungkin tidak asing lagi dengan nama ini, karena asal nama Radha itu sendiri di ambil dari aktor film india , dan juga merupakan seorang istri salah satu dewa kepercayaan agama hindu, yaitu khresna, itu salah satunya. Dan jika kalian sudah ada yang pernah menonton film Student of the year, kalian pasti tahu dengan Radha, karena mereka  menyanyikan salah satu lagu yang berjudul Radha. Kereen bukan nama Radha?  Sebenarnya masih banyak lagi sih. Dan biasanya perfilman India sangat identik dengan sebuah tarian dan nyanyian, kenapa?? Coba deh lihat film india, semuanya pasti menari, apapun ekpresinya atau yang sedang dialami mereka, baik itu senang, bahagia, sedih, terluka pasti mereka akan bernyanyi sambil menari. Dan hal itu  juga yang mungkin merupakan hoby dari orang tua baik itu papa maupun mama. Singkat cerita dulunya mereka sangat senang dengan film india. Mungkin semasa berbadan dua dulu mama saya sangat sering menonton film india sambil menarikan tarian ala aca aca, mungkin. Atau bahkan jangan-jangan ketika saya lahir, saya bahkan sudah menari duluan sambil di iringi musik cayya cayya. Heheh…
Saya begitu tertarik dengan yang namanya tari-menari, jangankan ada musik, nggak ada musik pun saya juga pasti ingin menari, baik itu dengan musik imajinasi ataupun musik alamiah dari mulut, tangan, atau hentakan kaki saya sendiri. Dari umur 3 tahun saya sering mendengarkan lagu anak-anak sambil menari-nari sendiri, dan itu sangat lumrah ketika masa balita. Ketika masuk TK, saya sudah mulai ikut lomba-lomba tari anak-anak. Ketika SD pun begitu, tapi bukan tari anak-anak lagi sudah. Begitu juga ketika SMP, kebetulan saya SMP nya mondok di salah satu pesantren modern di Sumatera Barat, lebih tepatnya di Padang Panjang.  Waktu di pondok, justu menari itu lumayan susah, kenapa?? Karena, kata para ustad/ustadzah, menari itu identik dengan melenggokan pinggul, sehingga tidak baik jika harus mempertontonkan lekukan tubuh kepada orang banyak, apalagi yang bukan mahram. Kalau mau tampil di Pensi pun, ya yang biasa-biasa aja narinya, no power dan nggak energik. Ya gitu deh, kalau mau tarian yang energik narinya harus sembunyi-sembunyi, terus videoin sendiri, terus tariannya di sebar lewat flasdisk. Itu waktu jamannya mondok.
Waktu saya masuk MAN, alhamdulillah saya bersyukur banget karena sekolah tersebut menyediakan exskul tari. jadinya, saya dapat dengan mudah mengembangkan bakat saya di bidang yang satu ini. Saya belajar tari khas Sumatera Barat, kemudian ikut Dance Competition DBL dan TAX, kemudian menciptakan tari kreasi nusantara.
Namun hal demikian tidak banyak mendapatkan dukungan dari keluarga, sering kali saya di peringati untuk segera berhenti melakukan kegiatan-kegiatan semacam itu. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap berkreatifitas, justru malah membuat saya semakin beergairah melakukannya, walaupun, untuk pergi  latihan saya selalu beralasan ngerjain tugas kelompok atau ada les tambahan.
Dan kemudian, dilanjutkan di UIN Sunan Kalijaga, waktu itu saya sibuk nanya-nanya tentang UKM tari, tapi ternyata malah ora ono. Saya kan sedikit kecewa, sedih.. ahh, nggak gitu-gitu juga kali. Nggak beberapa lama masuk kampus, ternyata ada Stand pendaftaran tari yang di naungi oleh BEM-F Adab dan Ilmu Budaya. Saya excited banget jadinya, buru-buru aja daftar. Singkat cerita saya ngumpul, kemudian perkenalan, dan memilih tari apa yang mau di pelajari.
Tari pertama saya waktu itu adalah tari Jaipong, tarian yang berasal dari Jawa barat, ditampilkan oleh 5 orang termasuk saya sendiri pada acara Pekan Budaya yang di selenggarakan oleh Fakultas Adab dan Ilmu Budaya tahun 2013.
Penampilan Tari jaipong pada acara malam puncak Pekan Budaya 2013
 
Sebelumnya komunitas ini hanya di namai Tari Bem-f, namun dengan berjalannya waktu, setelah kita membuka pendaftran gelombang kedua, nama Tari Bem-f diganti dengan nama baru, yaitu Adab Dance Community, kalangan fakultas biasa mengenal kami dengan sebutan ADC. Kemudian tawaran menari membanjiri komunitas ini di kalangan UIN SUKA, untuk mengisi  acar baik acara hiburan, opening ceremonial, closing, dan berbagai undangan lainnya.
Kemudian ADC mulai menggarap bebeberapa tarian untuk produksi tari yang pertama, dalam penggarapan tersebut ada semacam workshop yang mana pembicaranya didatangkan langsung dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang merupakan ahli di bidang produksi tari, kemudian juga ada workshop dalam hal tata rias/ make up serta kostum.
Dalam produksi tari tersebut saya mendapatkan tari Arab (Arabic Dance) dengan 4 anggota dari berbagai jurusan di FAIB.

Foto bersama dengan Pak Patah dan jajaran BEM-F serta para penyair muda FAIB

Arabic Dance berpose

saya bersama salah satu mahasiswi seni tari UNY

Setelah produksi tari pertama yang luar biasa, saya mulai ingin mencoba menciptakan sebuah tarian modern, yang menurut saya, basic saya lebih ke tarian moderen.  Pada salah satu organisasi Ektra kampus, saya di tunjuk sebagai koordinartor bagian seni  tari dalam Korp saya. Awalnya saya mengajarkan Tari pasambahan yang berasal dari Sumatera barat. Uniknya, dari segi kostum, tarian ini mengenakan kebaya seperti tarian jawa. Mungkin kalau orang minang tau, saya bakal dihajar. Tapi menurut saya ini modifikasi yang sangat menaarik dan langka.

Sedang membawakan tari pasambahan, sumatera barat dalam sebuah acara di Convention hall UIN sukijo

Foto bersama

Kemudian saya kembali berkreasi dengan tarian moderen yang saya beri nama Gelo dance, tarian itu saya bawakan bersama teman-teman korp, dalam acara ulang tahun Korp Kaisar yang pertama. Maaf, saya tidak bisa melampirkan fotonya, karena fotonya ada bersama teman saya yang lain.
Setelah itu ADC kembali lagi menggarap produksi tari yang kedua, dengan tema Negeri Pencarian, dimana saat itu saya ditunjuk untuk menjadi seorang ratunya. Saya bak ratu pantai pesisir selatan.

Negeri Pencarian ; sebagai Ratu

Setelah Produksi tari yang ke dua ADC akan segera menggarap Produksi tari yang ketiga. Sebelumnya, saya juga melakukan hal yang sama kembali dengan sebuah tarian moderen yang juga terdapat tarian daerah didalamnya. Dan sayangnya, saya belum sempat menamai untuk itu.
Saya juga pernah di undang untuk sebuah penampilan dalam acara Seminar Nasional yang dilakukan oleh jurusan Ilmu Perpustakaan FAIB. Dimana, pada saat acara itu saya dan teman-teman sejrurusan membawakan tari piring yang berasal dari sumatera barat, bukan karena saya orang Padang, jadi saya hanya mengajarkan tarian khas Padang. Karena saya berdomisili di jogja, saya ingin memperkenalkan kepada masyarakat jogja dan khalayak umum tentang  terian-tarian padang, yang mungkin untuk tari piring sendiri sudah sangat banyak dikenal.

Tari Piring bersama teman-teman jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Sukijo

penampilan 33 etnis di nol km, Serangan Umum 1 maret, yogyakarta.
 
Penampilan tari dalam acara inagurasi fakultas Adab dan Ilmu Budaya

Persiapan dalam acara penyambutan tamu dari Malaysia

Dan untuk tarian ini, kita sudaah memakai pakaian khasnya, merah dan keemasan dan juga bertanduk.
Saya juga pernah nari dalam acara car free day yang di adakan oleh koran tribun jogja dibawah naungan ADC, kemudian juga mengikuti kemah budaya 33 etnis dan tampil dalam acara selendang sutera 33 etnis nusantara. Dan banyak lagi yang tidak cukup untuk dijelaskan disini.
Kecintaan saya terhadap tari ini ada semenjak saya berumur 3 tahun, hanya saja, saya benar merasa menari ketika di jogja, di UIN tepatnya. Disini saya begitu benar-benar mengembangkan bakat saya, mulai dari belajar menciptakan sebuah gerakan, make over, dll.
Ini merupakan kelebihan yang di berikan Tuhan kepada saya, yang harus saya jaga dan saya sykuri. Dan juga terimakasih untuk orangtua saya yang saya cintai, dan teman-teman saya yang selama ini masih istiqomah dalam mengembangkan bakatnya di bidang seni tari ini.

SemangArt.. :)


Tidak ada komentar: